
Islam: Seni Mencintai dan Menenangkan Jiwa
Keindahan Islam dan Nilai Kasih Sayang di Dalamnya
Islam adalah agama yang membawa pesan kedamaian bagi seluruh umat manusia. Ajarannya mengarahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, serta menumbuhkan rasa kasih dan sayang antar sesama. Melalui ajaran yang penuh kelembutan itu, Islam menuntun umatnya agar menjadi pribadi yang membawa manfaat dan ketenteraman bagi orang lain. Keindahan agama ini dapat dirasakan dari segala sisi—dari ajarannya, perilaku pemeluknya, hingga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Namun, keindahan tersebut akan kehilangan makna apabila kita sebagai umat Islam tidak menjadikannya sebagai cermin dalam memperindah hati dan kepribadian kita. Sebagaimana Islam yang senantiasa indah dan menenangkan, demikian pula hendaknya diri seorang muslim—menyebarkan pesona akhlak dan keindahan yang bisa dirasakan oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
Bayangan Kehidupan Tanpa Islam
Bayangkan jika dunia ini tidak mengenal ajaran kasih sayang seperti yang diajarkan Islam. Dunia tanpa Islam akan dipenuhi kebencian, permusuhan, dan ketidakpedulian. Bangsa saling bermusuhan, agama saling mencaci, suku saling menjatuhkan, dan masyarakat saling menebar kebencian. Betapa mencekamnya kehidupan seperti itu. Tanpa tuntunan Islam, kebebasan lahir dan batin manusia akan direnggut oleh amarah dan permusuhan yang tumbuh dalam hati. Sebaliknya, apabila setiap manusia saling mencintai, menyayangi, dan menebarkan kedamaian sebagaimana diajarkan Islam, maka kehidupan ini akan terasa damai, tenteram, dan penuh makna. Kedamaian itu bukan hanya dirasakan oleh tubuh, tetapi juga oleh jiwa yang bersih dari kebencian.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ: لَا تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا، وَلَا تُؤْمِنُوْا حَتّى تَحَابُّوْا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوْا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah Saw. bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang bila kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”
Makna dan Hikmah yang Terkandung
Hadis di atas menunjukkan bahwa kunci menuju surga dimulai dari menebarkan salam—simbol dari perdamaian dan doa bagi keselamatan sesama. Ketika seseorang mengucapkan salam, ia sejatinya sedang memohonkan kedamaian dan keamanan bagi orang lain. Begitulah indahnya ajaran Islam, yang senantiasa sejalan dengan fitrah manusia: mencintai kebaikan dan kedamaian.
Islam hadir bukan untuk menindas, tetapi untuk menebar rahmat bagi seluruh alam. Hakikat keindahan Islam tampak ketika manusia mampu menanamkan kasih sayang dan ketulusan dalam setiap langkahnya, bukan kebencian dan permusuhan. Itulah cerminan sejati ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw.—ajaran yang memberi nilai positif bagi seluruh umat manusia.
Oleh karena itu, kesempurnaan Islam baru akan bermakna bila kita menjadikannya sebagai pedoman untuk memperindah diri. Ketika hati dihiasi kasih sayang dan tindakan kita menebarkan kedamaian, maka keindahan Islam akan terpancar melalui diri kita sendiri. Dan di situlah, sejatinya, kita telah merasakan keindahan yang hakiki dari ajaran Islam.
Anonim
2 months ago
Aris Suharyanto
2 months ago
Aris Suharyanto
2 months ago
Aris Suharyanto
2 months ago
Aris Suharyanto
2 months ago